Hakekat Manusia Dan Pengembangannya
Hakekat Manusia Dan Pengembangannya
I. PENDAHULUAN
Mengajar (teaching) dapat membantu
siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana
untuk mengekpresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar[1].
Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Secara implisit dalam
pengertian ini terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode
untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan
pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada.
Kegiatan-kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan
pembelajaran. Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakekat perencanaan
atau perancangan (disain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah
sebabnya dalam belajar, siswa tidak berinteraksi dengan guru sebagai salah satu
sumber belajar, tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang
mungkin dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu
pembelajaran menaruh perhatian pada “bagaimana membelajarkan siswa”, dan bukan
pada “äpa yang dipelajari siswa”. Dengan demikian perlu diperhatikan adalah
bagaimana cara mengorganisasi pembelajaran, bagiaman cara menyampaikan isi
pembelajaran, dan bagaimana menata interaksi antara sumber-sumber belajar yang
ada agar dapat berfungsi secara optimal.
Proses pembelajaran merupakan suatu
proses yang mengandung serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar
hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini
merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Pada kenyataan
yang kita lihat di sekolah-sekolah, seringkali guru terlalu aktif di dalam
proses pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi antara
guru dengan siswa dalam proses pembelajaran tidak efektif. Jika proses
pembelajaran lebih didominasi oleh guru, maka efektifitas pembelajaran tidak
akan dapat dicapai. Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, guru
dituntut agar mampu mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan
kepada siswa sehingga ia mau dan mampu belajar. Untuk bisa belajar efektif
setiap orang perlu mengetahui apa arti belajar sesungguhnya. Belajar adalah
sebuah tindakan aktif untuk memahami dan mengalami sesuatu. Belajar merupakan
akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Jadi, proses belajar
terjadi jika anak merespon stimulus (rangsangan) yang diberikan guru, selain
itu untuk meraih pembelajaran yang efektif peserta didik juga dapat dibimbing oleh
Guru dari pengetahuan sebelumnya yang mereka miliki yang tersimpan dalam
ingatan dan pemikiran mereka (Kognitif) dengan menggunakan teori dan metode
pembelajaran dengan tepat. Jika hal itu belum terjadi maka proses pembelajaran
tidak akan berjalan dengan efektif dan optimal.
Guru memiliki peran yang sangat
penting dalam menentukan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan di kelas dan
atau di ruang praktek/laboratorium. Sehubungan dengan tugas ini, guru hendaknya
selalu memikirkan tentang bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran tersebut, diantaranya dengan membuat perencanaan
pembelajaran dengan seksama dan menyiapkan sejumlah perangkat pembelajaran yang
tepat.
Upaya ini tentu menuntut
perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar,
strategi pembelajaran, sikap dan karakter guru dalam mengelola proses
pembelajaran dengan bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan
kondisi pembelajaran yang efektif dengan cara meningkatkan kemampuan siswa
untuk menyimak pelajaran dengan melibatkan siswa secara aktif, berupaya menarik
minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran, membangkitkan motivasi belajar,
pelayanan individu (pembelajaran privat) dan penggunaan media dalam
pembelajaran.
Makalah ini membahas bagaimana
menerapkan pembelajaran yang efektif ditinjau dari hakikat sebenarnya, sehingga
dengan demikian akan terwujud suatu pembelajaran yang menghasilkan pembelajaran
yang optimal sesuai tujuan yang akan dicapai.
II. PEMBAHASAN
A. Hakikat Pembelajaran
Efektif
Sebelum menelusuri apa sebenarnya
hakikat pembelajaran efektif, akan diuraikan terlebih dahulu apa sebenarnya
yang dimaksud dengan belajar dan pembelajaran serta apa juga yang dimaksud
dengan efektif. Berkenaan dengan hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Pengertian
belajar dan pembelajaran
Belajar adalah suatu perubahan dalam
kepribadian sebagai suatu pola baru yang berupa kecakapan sikap kebiasaan, atau
suatu pengertian.[2] Belajar pada hakikatnya merupakan suatu usaha, suatu
proses perubahan yang terjadi pada individu sebagai hasil dari pengalaman atau
hasil dari pengalaman interaksi dengan lingkungannya.[3] Belajar dalam
pengertian yang lain yaitu suatu upaya untuk menguasai sesuatu yang baru.
Konsep ini mengandung dua hal: pertama; usaha untuk menguasai, Hal ini bermakna
menguasai sesuatu dalam belajar, kedua; sesuatu yang baru dalam arti hasil yang
diperoleh dari aktivitas belajar.[4]
Dalam defenisi lain dijelaskan bahwa
Belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan
sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari[5]. belajar juga kegiatan
berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan
jenis dan jenjang pendidikan, hal ini berarti keberhasilan pencapaian tujuan
pendidikan sangat tergantung pada keberhasilan proses belajar siswa di sekolah
dan lingkungan sekitarnya. Soemanto[6] mengemukakan definisi belajar menurut
para ahli bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. ”Learning may be
defined as the process by which behavior originates or is altered through
training or experience.” Dengan demikian, perubahan-perubahan tingkah laku
akibat pertumbuhan fisik atau kematangan, kelelahan, penyakit, atau pengaruh
obat-obatan adalah tidak termasuk sebagai belajar.
Definisi yang tidak jauh berbeda
dengan definisi di atas, dikemukakan oleh Cronbach dalam bukunya yang berjudul
”Educational Psychology” sebagai berikut: ”Learning is shown by change in
behavior as a result of experience.”[7] Maksudnya bahwa dalam proses belajar,
seseorang berinteraksi langsung dengan objek belajar dengan menggunakan semua
alat indranya. Belajar dalam arti mengubah tingkah laku, akan membawa suatu
perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya
berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan,
keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri.
Menurut Hamalik Pembelajaran adalah
suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi (siswa dan guru),
material (buku, papan tulis, kapur dan alat belajar), fasilitas (ruang, kelas
audio visual), dan proses yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
pembelajaran[8].
Dapat disimpulkan bahwa secara umum
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa,
sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Pembelajaran
bertujuan membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan
pengalaman itu tingkah laku siswa yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan
nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa
menjadi bertambah, baik kuantitas maupun kualitasnya.
2. Pengertian
Efektif
Efektif adalah perubahan yang
membawa pengaruh, makna dan manfaat tertentu. Pembelajaran yang efektif
ditandai dengan sifatnya yang menekankan pada pemberdayaan siswa secara aktif.
Pembelajaran menekankan pada penguasaan pengetahuan tentang apa yang
dikerjakan, tetapi lebih menekankan pada internalisasi, tentang apa yang
dikerjakan sehingga tertanam dan berfungsi sebagai muatan nurani dan hayati
serta dipraktekkan dalam kehidupan oleh siswa.[9] Dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran efektif merupakan sebuah proses perubahan seseorang dalam tingkah
laku dari hasil pembelajaran yang ia dapatkan dari pengalaman dirinya dan dari
lingkungannya yang membawa pengaruh, makna dan manfaat tertentu.
3. Hakikat
Pembelajaran Efektif
Dari defenisi belajar dan
pembelajaran serta efektif, maka hakikat pembelajaran yang efektif adalah
proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil yang dicapai
peserta didik, namun bagaimana proses pembelajaran yang efektif mampu
memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu
serta dapat memberikan perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan
mereka.[10]
Pembelajaran efektif juga akan
melatih dan menanamkan sikap demokratis bagi siswa. pembelajaran efektif juga
dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga memberikan
kreatifitas siswa untuk mampu belajar dengan potensi yang sudah mereka miliki
yaitu dengan memberikan kebebasan dalam melaksanakan pembelajaran dengan cara
belajarnya sendiri. Di dalam menempuh dan mewujudkan tujuan pembelajaran yang
efektif maka perlu dilakukan sebuah cara agar proses pembelajaran yang
diinginkan tercapai yaitu dengan cara belajar efektif. Untuk meningkatkan cara
belajar yang efektif perlu adanya bimbingan dari guru.[11]
Muara dari berfungsinya manajemen
pembelajaran yang baik adalah pembelajaran efektif. Artinya, dari posisi guru
tercipta mengajar efektif, dari posisi murid tercipta belajar efektif. Menurut
Joyce and Weil , ”Guru yang berhasil adalah mengajar murid bagaimana memiliki
informasi dalam pembicaraan dan membuatnya menjadi milik mereka. Sedangkan
pelajar efektif adalah membentuk informasi, gagasan dan kebijaksanaan dari guru
mereka dan menggunakan sumber daya belajar secara efektif”[12].
Peran utama dalam pengajaran adalah
menciptakan model aktivitas pengajaran kuat dan tangguh. Intinya adalah
aktivitas pengajaran sebagai penataan lingkungan, pengaturan ruang kelas, yang
didalamnya para pelajar dapat berinterkasi dan belajar mengetahui bagaimana
caranya belajar. Berkaitan dengan efektivitas pengajaran, untuk mencapai pembelajaran
aktif, satu aspek penting adalah masalah metode yang digunakan guru dalam
menciptakan suasana aktif. Proses pembelajaran dengan metode ceramah, guru
mendominasi pembicaraan sementara siswa terpaksa atau bahkan dipaksa untuk
duduk, mendengar dan mencatat hal ini sangat tidak dianjurkan. Metode ceramah
harus dikurangi bahkan ditinggalkan.
Paradigma baru dalam pembelajaran
siswa aktif mengharuskan guru untuk mengubah cara pandang terhadap
pembelajaran. Dalam persiapan mengajar, guru lebih memikirkan/memfokuskan
penciptaan pengalaman baru bagi siswa. Melalui pengalaman tersebut, siswa dapat
mengembangkan pengetahuannya. Guru mengolah kurikulum yang tepat sehingga
dengan pemahaman konsep yang benar yang dibentuk siswa, memungkinkan dapat
menghubungkannya dengan pemahaman sebelumnya serta membuka peluang untuk
mencari dan menemukan pemahaman terhadap konsep baru. Pendayagunaan teknologi
pendidikan telah memasyarakat, maka pertumbuhan industri pendukung pendidikan
juga semakin berkembang. Bukan hanya terpusat pada teknologi informasi,
melainkan terbuka peluang bagi industri lokal untuk memproduksi alat-alat
peraga dan simulasi. Semakin tinggi dan banyak teknologi didayagunakan dalam
dunia pendidikan, maka semakin terbuka lebar peluang kerja kreatif masyarakat
terdidik.
Pembelajaran akan berjalan efektif
jika pengalaman, bahan-bahan, dan hasil-hasil yang diharapkan sesuai denagn
tingkat kematangan peserta didik serta latar belakang mereka. Proses belajar
akan berjalan baik jika peserta didik bias melihat hasil yang fositif untuk
dirinya dan memperoleh kemajuan-kemajuan jika ia menguasai dan menyelesaikan
proses belajarnya.[13] Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses
jiwa untuk mendapatkan perubahan sebagai hasil dari proses belajar. Sehingga
dilihat dari pengertian prestasi dan belajar tersebut maka dapat diambil
kesimpulan prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang
mengakibatkan perubahan. Bentuk perubahan dari hasil belajar meliputi tiga
aspek, yaitu :
- Aspek kognitif meliputi perubahan-perubahan dalam segi penguasaan pengetahuan dan perkembangan eterampilan/kemampuan yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut.
- Aspek efektif meliputi perubahan-perubahan dalam segi sikap mental, perasaan dan kesadaran.
- Aspek psikomotor meliputi perubahan-perubahan dalam segi bentuk-bentuk tindakan motorik. (Daradjat, 1995: 197) Prestasi belajar siswa yang diperoleh dalam proses belajar-mengajar disekolah dapat dilihat dan diketahui dari nilai hasil ujian semester, yang kemudian dituangkan dalam daftar nilai raport.
Nilai tersebut merupakan nilai yang
dapat dijadikan acuan berhasil tidaknya siswa belajar serta dijadikan acuan
berhasil tidaknya proses belajar mengajar di kelas. Penilaian prestasi siswa
yang dicantumkan dalam rapot, bisa berbentuk anka jiga berbentuk huruf.
Prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi
tertentu yang telah dipelajarinya, akan tetapi juga keberhasilan sebagai
indikator kualitas institusi pendidikan di tempat dia belajar. Para guru
diharapkan dan harus mampu menciptakan pembelajaran dengan efektif,
menyenangkan, tercipta suasana dan iklim pembelajaran yang kondusif, terdapat
interaksi balajar-mengajar yang bagus, sehingga keberhasilan belajar dan
prestasi dapat dicapai dengan baik sesuai tujuan pembelajaran.[14]
B. Karakteristik Belajar yang Efektif
Pembelajaran dapat efektif apabila
mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan sesuai dengan indikator
pencapaian. Untuk mengetahui bagaimana memperoleh hasil yang efektif dalam
proses pembelajaran, maka sangat penting untuk mengetahui cirri-cirinya. Adapun
Pembelajaran yang efektif dapat diketahui dengan ciri[15]:
- Belajar secara aktif baik mental maupun fisik. Aktif secara mental ditunjukkan dengan mengembangkan kemampuan intelektualnya, kemampuan berfikir kritis. Dan secara fisik, misalnya menyusun intisari pelajaran, membuat peta dan lain-lain.
- Metode yang bervariasi, sehingga mudah menarik perhatian siswa dan kelas menjadi hidup.
- Motivasi guru terhadap pembelajaran di kelas. Semakin tinggi motivasi seorang guru akan mendorong siswa untuk giat dalam belajar.
- Suasana demokratis di sekolah, yakni dengan menciptakan lingkungan yang saling menghormati, dapat mengerti kebutuhan siswa, tenggang rasa, memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri, menghargai pendapat orang lain.
- Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata.
- Interaksi belajar yang kondusif, dengan memberikan kebebasan untuk mencari sendiri, sehingga menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar pada pekerjaannya dan lebih percaya diri sehingga anak tidak menggantungkan pada diri orang lain.
- Pemberian remedial dan diagnosa pada kesulitan belajar yang muncul, mencari faktor penyebab dan memberikan pengajaran remedial sebagai perbaikan, jika diperlukan
Selain itu Ciri pengajaran Efektif
juga dapat diketahui dengan:
- Berpusat pada siswa
- Interaksi eduktaif, Guru-Siswa
- Suasana demokratis
- Metode yang bervariasi
- Bahan belajar bermanfaat
- Lingkungan kondusif
- Suasana belajar menunjang
Selain mengetahui karakteristik
belajar yang efektif perlu diketahui juga bagaimana Karakteristik Guru Efektif,
hal ini berguna untuk mengetahui keahlian dan keprofesionalan seorang pendidik
dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif. Adapun karakteristknya yaitu:
1. Memiliki minat terhadap mata
pelajaran
2. Memiliki kecakapan untuk
menafsirkan suasana/iklim psikologis siswa
3. Menumbuhkan semangat belajar
4. Memiliki imajinasi dalam
menjelaskan
5. Menguasai metode/strategi
pembelajaran
6. Memiliki sikap terbuka terhadap
siswa
C.
Kondisi efektif
Guru sebagai pembimbing diharapkan
mampu menciptakan kondisi yang strategi yang dapat membuat peserta didik nyaman
dalam mengikuti proses pembelajaran tersebut. Dalam menciptakan kondisi yang
baik, hendaknya guru memperhatikan dua hal: pertama, kondisi internal merupakan
kondisi yang ada pada diri siswa itu sendiri, misalnya kesehatan, keamanannya,
ketentramannya, dan sebagainya. Kedua, kondisi eksternal yaitu kondisi yang ada
di luar pribadi manusia, umpamanya kebersihan rumah, penerangan serta keadaan
lingkungan fisik yang lain. Untuk dapat belajar yang efektif diperlukan
lingkungan fisik yang baik dan teratur, misalnya ruang belajar harus bersih,
tidak ada bau-bauan yang dapat mengganggu konsentrasi belajar, ruangan cukup
terang, tidak gelap dan tidak mengganggu mata, sarana yang diperlukan dalam
belajar yang cukup atau lengkap.[16] Keberhasilan dalam proses pembelajaran di
kelas memang tidak semata tergantung guru, tetapi melibatkan banyak faktor,
diantaranya keaktifan siswa, tersedianya fasilitas belajar, kenyamanan dan
keamanan ruangan kelas dan beberapa faktor lainnya, kendati memang keberadaan
guru merupakan faktor penentu dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang
efektif. Dalam mewujudkan kondisi pembelajaran yang efektif, maka perlu
dilakukan langkah-langkah berikut ini:
1. Melibatkan
Siswa secara aktif
Mengajar adalah membimbing kegiatan
belajar siswa sehingga ia mau belajar. Dengan demikian aktifitas siswa sangat
diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Aktivitas belajar siswa dapat
digolongkan ke dalam beberapa hal, antara lain :
a. Aktivitas visual, seperti
membaca, menulis, melakukan eksprimen dsb.
b. Aktivitas lisan, seperti
bercerita, tanya jawab, dsb.
c. Aktivitas mendengarkan, seperti
mendengarkan penjelasan guru, mendengarkan pengarahan guru dsb.
d. Aktivitas gerak, seperti
melakukan praktek di tempat praktek.
e. Aktivitas menulis, seperti
mengarang, membuat surat, membuat karya tulis dsb.
Setiap jenis aktivitas memiliki
kadar atau bobot yang berbeda, tergantung pada segi tujuan mana yang akan
dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Yang jelas, aktivitas kegiatan
pembelajaran siswa di kelas hendaknya lebih banyak melibatkan siswa, atau lebih
memperhatikan aktivitas siswa. Berikut ini cara meningkatkan keterlibatan siswa
:
- Tingkatkan partisifasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan cara menggunakan berbagai teknik mengajar.
- Berikanlah materi pelajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran.
- Usahakan agar pembelajaran lebih menarik minat siswa. Untuk itu guru harus mengetahui minat siswa dan mengaitkannya dengan bahan pembelajaran.
2. Menarik minat
dan perhatian Siswa
Kondisi pembelajaran yang efektif
adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu
sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali
pengaruhnya terhadap belajar, sebab dengan minat seseorang akan melakukan
sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin
melakukan sesuatu. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran erat kaitannya dengan
sifat, bakat dan kecerdasan siswa. Pembelajaran yang dapat menyesuaikan sifat,
bakat dan kecerdasan siswa merupakan pembelajaran yang diminati.[17]
3. Membangkitkan
motivasi Siswa
Motif adalah semacam daya yang
terdapat dalam diri seseorang yang dapat mendorongnya untuk melakukan sesuatu.
Sedang motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi
perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Tugas
guru adalah bagaimana membangkitkan motivasi siswa sehingga ia mau belajar[18].
Berikut ini beberapa cara bagaimana membangkitkan motivasi siswa :
- Guru berusaha menciptakan persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya;
- Pada awal kegiatan pembelajaran, guru hendaknya terlebih dahulu menyampaikan kepada siswa tentang tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, sehingga siswa terpancing untuk ikut serta didalam mencapai tujuan tersebut.
- Guru berusaha mendorong siswa dalam belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
- Guru hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk meraih sukses dengan usahanya sendiri;
- Guru selalu berusaha menarik minat belajar siswa.
- Sering-seringlah memberikan tugas dan memberikan nilai seobyektif mungkin.
4. Memberikan pelayanan individu
Siswa
Salah satu masalah utama dalam
pendekatan pembelajaran adalah kurangnya pemahaman guru tentang perbedaan
individu antar siswa. Guru sering kurang menyadari bahwa tidak semua siswa
dalam suatu kelas dapat menyerap pelajaran dengan baik. Kemampuan indiviadual
mereka dalam menerima pelajaran berbeda-beda. Disinilah sebenarnya perlunya
keterampilan guru di dalam memberikan variasi pembelajaran agar dapat diserap
oleh semua siswa dalam berbagai tingkatan kemampuan, dan disini pulalah perlu
adanya pelayanan individu siswa.[19]
Memberikan pelayanan individual
siswa bukanlah semata-mata ditujuan kepada siswa secara perorangan saja,
melainkan dapat juga ditujukan kepada sekelompok siswa dalam satu kelas
tertentu. Sistem pembelajaran individual atau pembelajaran privat, belakangan
ini memang cukup marak dilakukan melalui les-les privat dan atau melalui
lembagalembaga pendidikan yang memang khusus memberikan pelayanan yang bersifat
individual. Dalam sistem pembelajaran tuntas, pelayanan individu merupakan
kegiatan yang mesti dilakukan. Setiap sub materi pelajaran yang disajikan harus
dapat dimengerti oleh semua siswa, tanpa terkecuali. Oleh karena itu dalam
pembelajaran tuntas, materi pelajaran tidak boleh diteruskan sebelum materi
yang sedang diajarkan dapat diserap oleh seluruh siswa.
5. Menyiapkan dan
menggunakan berbagai media dalam pembelajaran.
Alat peraga/media pembelajaran
adalah alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas
materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya
verbalisme pada diri siswa. Sebab, pembelajaran yang mengggunakan banyak
verbalisme tentu akan membosankan. Sebaliknya pembelajaran akan lebih menarik,
bila siswa merasa senang dan gembira setiap menerima pelajaran dari gurunya.
Pembelajaran yang efektif harus
mulai dengan pengalaman langsung atau pengalaman kongkret yang dibantu dengan
sejumlah alat peraga dengan memperhatikan dari segi nilai dan manfaat alat
peraga tersebut dalam membantu menyukseskan proses pembelajaran di kelas. Di
dalam menyiapkan dan menggunakan media atau alat peraga, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, sebagai berikut :
- Alat peraga yang digunakan hendaknya dapat memperbesar perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang diasjikan.
- Alat peraga yang dipilih hendaknya sesuai dengan kematangan dan pengalaman siswa serta perbedaan individual dalam kelompok.
- Alat yang dipilih hendaknya tepat, memadai dan mudah digunakan.
D. Suasana
pembelajaran efektif
Keberhasilan pengajaran dalam arti
tercapainya tujuan-tujuan pengajaran sangat tergantung pada kemampuan mengatur
kelas yang dapat menciptakan situasi yang memungkinkan anak didik dapat
belajar, sehingga merupakan titik awal keberhasilan pengajaran. Siswa dapat belajar
dengan baik dalam suasana yang wajar, tanpa tekanan dalam kondisi yang
merangsang untuk belajar. Dalam kaitan dengan proses belajar mengajar hendaknya
guru dapat mengarahkan dan membimbing siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar
mengajar sehingga tercipta suatu interaksi yang baik antara guru dengan siswa
maupun siswa dengan siswa. Hal ini senada seperti yang ditulis Madri M. dan
Rosmawati, bahwa terjadinya proses pembelajaran itu ditandai dengan dua hal
yaitu : (1) siswa menunjukkan keaktifan, seperti tampak dalam jumlah curahan
waktunya untuk melaksanakan tugas ajar, (2) terjadi perubahan perilaku yang
selaras dengan tujuan pengajaran yang diharapkan.[20]
Untuk mewujudkan suasana kelas yang
mendukung proses belajar mengajar yang dapat membantu efektivitas proses
belajar mengajar[21] yaitu :
1. Memanggil setiap murid dengan
namanya
2. Selalu bersikap sopan kepada
murid,
3. Memastikan bahwa anda tidak
menunjukkan sikap pilih kasih terhadap murid tertentu
4. Merencanakan dengan jelas apa
yang anda lakukan dalam setiap pelajaran
5. Mengungkapkan kepada murid-murid
tentang apa yang ingin anda capai dalam pelajaran ini
6. Dengan cara tertentu melibatkan
setiap murid selama pelajaran
7. Memberikan kesempatan bagi murid
untuk saling berbicara
8. Bersikaplah konsisten dalam
menghadapi murid-murid.
Untuk menciptakan suasana yang dapat
menumbuhkan gairah belajar, meningkatkan prestasi belajar siswa, dan lebih
memungkinkan guru memberikan bimbingan dan bantuan terhadap siswa dalam
belajar, maka diperlukan pengorganisasian kelas yang memadai.[22] dalam hal ini
akan diuraikan beberapa suasana yang efektif dalam pelaksanaan proses
pembelajaran:
1. suasana belajar
yang menyenangkan
suasana belajar yang menyenangkan
membuat pembelajaran akan berjalan efektif, apabila suasana pembelajaran
tersebut menyenangkan, peserta didik akan lebih Rileks, Bebas dari tekanan,
Aman, Menarik, Bangkitnya minat belajar, Adanya keterlibatan penuh, Perhatian
peserta didik tercurah, Lingkungan belajar yang menarik (misalnya keadaan kelas
terang, pengaturan tempat duduk leluasa untuk peserta didik bergerak),
Bersemangat, Perasaan gembira, Konsentrasi tinggi. Suasana pembelajaran yang
menyenagkan menghindarkan pembelajaran yang tidak efektif, karena peserta didik
tidak Tertekan, Perasaan terancam, Perasaan menakutkan, merasa tidak berdaya,
tidak bersemangat, malas/tidak berminat, jenuh/bosan, suasana pembelajaran
monoton, pembelajaran tidak menarik siswa.[23]
2. Suasana bebas
Suasana bebas atau terbuka
(permisif) merupakan kebebasan bagi siswa dalam berbicara dan atau berpendapat
sesuai dengan tujuan dari proses pembelajaran, sehingga dengan hal tersebut
siswa tidak akan merasakan tekananan, adanya rasa takut, malu dan lainnya
terhadap guru maupun sesame peserta didik.[24]
3. Pemilihan media
pengajaran dan metode yang sesuai
Menurut Nasrun dalam forum
pendidikan mengemukakan bahwa guru dituntut mampu memiliki dan menggunakan
media pengajaran sesuai dengan materi yang akan di sajikan, dituntut mampu
menggunakan metode mengajar secara stimulan untuk menghidupkan suasana
pengajaran dengan baik.[25]
E. Upaya Memelihara
Kondisi dan Suasana Belajar yang Efektif
Dalam perannya sebagai pengelola
kelas, guru juga hendaknya mampu mengelola kelas dengan baik, karena kelas
merupakan lingkungan belajar yang paling utama dan merupakan aspek lingkungan
sekolah yang perlu diorganisasikan dengan baik. Lingkungan kelas hendaknya
diatur dan diawasi sedemikian rupa agar kegiatan belajar lebih terarah dan
dapat merangsang siswa untuk giat belajar serta aktif mengikuti pelajaran[26].
Strategi pengelolaan kelas adalah
pola/siasat, yang menggambarkan langkah-langkah yang digunakan guru dalam
menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas agar tetap kondusif, sehingga
siswa dapat belajar optimal, aktif, dan menyenangkan dengan efektif dan efisien
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Keberhasilan Untuk mencegah timbulnya
tingkah laku-tingkah laku siswa yang mengganggu jalannya kegiatan belajar
mengajar, guru berusaha mendayagunakan potensi kelas, memfokuskan perhatian
kepada peserta didik, memahami mereka secara individu dan memberi
pelayanan-pelayanan tertentu yang merupakan wujud dukungan dari warga sekolah.
Upaya-upaya yang dilakukan ini
merupakan usaha dalam menciptakan sekaligus memelihara kondisi dan suasana
belajar yang kondusif, optimal dan menyenangkan agar proses pembelajaran dapat
berjalan secara efektif sehingga tujuan pembelajaran prestasi dapat dicapai
dengan maksimal.
1. Tanggung jawab
Pendidik
Dalam memelihara kondisi dan suasana
belajar yang efektif maka guru sebagai pembimbing mempunyai tanggung jawab yang
besar dalam melaksanakannya. Adapun yang harus dilakukan seorang guru adalah:
- Guru sebagai perancang pengajaran dituntut memiliki kemampuan untuk merencanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif, yang berarti harus memiliki pengetahuan dan keahlian yang profesional serta kesiapan pada proses belajar mengajar[27].
- Guru sebagai pengelolah pengajaran, dituntut untuk memiliki kemampuan mengelolah seluruh proses kegiatan belajar mengajar dengan menciptakan suasana belajar yang menguntungkan bagi siswa sehingga siswa benar-benar belajar secara efektif .[28]
- Guru sebagai evaluator of learning, dituntut untuk secara terus menerus mengikuti prestasi belajar yang telah dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu. Informasi ini merupakan umpan balik terhadap proses kegiatan belajar mengajar sehingga memperoleh hasil yang optimal.[29]
- Guru sebagai pembimbing, dituntut untuk mengadakan pendekatan secara instruksional yang bersifat pribadi dalam setiap proses belajar mengajar berlangsung. Pendekatan pribadi dimaksudkan untuk lebih mengenal dan memahami murid-murid secara mendalam sehingga dapat membantu dalam keseluruan belajar mengajar.[30]
- Guru harus menjadi pembimbing dan penyuluh yang tegas yang memelihara dan mengarahkan perkembangan pribadi dan keseimbanggan mental murid-muridnya. Guru juga menjadi orang tua murid didalam mempelajari dan membangun system nilai yang dibutuhkan dalam masyarakat dalam dewasa ini.
2. Penataan
Lingkungan Belajar
Dalam memelihara kondisi dan suasana
yang efektif perlu adanya penataan lingkungan belajar. Aktivitas guru dalam
menata lingkungan belajar lebih terkonsentrasi pada pengelolaan lingkungan
belajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru dalam melakukan penataan
lingkungan belajar dikelas tiada lain melakukan aktivitas pengelolaan kelas
atau manajemen kelas (classroom management). Menurut Milan Rianto, pengelolaan kelas
merupakan upaya pendidik untuk menciptakan dan mengendalikan kondisi belajar
serta memulihkannya apabila terjadi gangguan dan/atau penyimpangan, sehingga
proses pembelajaran dapat berlangsung secara optimal.[31] Lingkungan belajar di
kelas sebagai situasi buatan yang berhubungan dengan proses pembelajaran atau
konteks terjadinya pengalaman belajar, dapat di klasifikasikan yang menyangkut
: lingkungan (keadaan) fisik, dan lingkungan sosial.
3. cara pengajaran
Pendidik
Dalam rangka memelihara kondisi dan
suasana belajar yang efektif maka guru harus mampu memilih cara yang tepat
dalam pelaksanaan pembelajaran. Karena mengajar adalah hal yang kompleks dan
melibatkan peserta didik yang bervariasi, maka seorang Pendidik harus mampu dan
menguasai beragam strategi dan perspektif serta dapat mengaplikasikannya secara
pleksibel.[32]
Dalam hal ini guru harus mempunyai
pengetahuan dan keahlian yang profesional dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam
hal ini guru harus mampu menguasai materi pelajaran, strategi pengajaran,
mempunyai keahlian manajemen kelas, keahlian motivasional, keahlian komunikasi
dan dapat bekerja secara efektif dengan murid dari latar belakang kultural yang
beragam. Dalam hal ini Pentingnya Guru Memotivasi Siswa merupakan salah satu
yang urgen dalam meningkatkan minat belajar siswa. Untuk itu guru harus:
a. Siswa senantiasa memerlukan
dorongan dari guru
b. Siswa perlu bekerja dan berusaha
sesuai tuntutan belajar
c. Motivasi perlu dimiliki oleh
siswa agar mereka memiliki ketangguhan dalam belajar
Motivasi merupakan proses yang
kompleks, hal ini terlihat bahwa motivasi merupakan upaya untuk mengubah
sesuatu hal yang bersifat positif dalam pembelajaran. Hal ini karena:
a. Motif merupakan sebab terjadinya
tindakan
b. Individu memiliki kebutuhan dan
harapan yang senantiasa berubah
c. Manusia ingin memiliki kepuasan
atas tercapainya kebutuhan
d. Perilaku yang mengarah pada
tujuan tidak selalu mencapai kepuasan
Guru harus mampu dan tahu bagaimana
memotivasi siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Dengan ini ada
beberapa prinsip-prinsip dalam mengembangkan memotivasi siswa yaitu:
a. Prinsip Kompetisi
b. Prinsip Pemacu
c. Prisnip Ganjaran dan Hukuman
d. Kejelasan dan kedekatan tujuan
e. Pemahaman hasil
f. Pengembangan minat
g. Lingkungan yang kondusif
h. Keteladanan
Dapat diambil kesimpulan bahwa dalam
memelihara kondisi dan suasana belajar yang efektif maka harus terwujud seorang
guru yang bertanggung jawab dalam melaksanakan pembelajaran, adanya penataan
lingkungan belajar yang baik, serta cara atau strategi pengajaran seorang guru
yang profesional.
F. Strategi
pembelajaran Efektif
Cara belajar yang efektif dapat
membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan
tujuan instruksional yang ingin dicapai[33]. Untuk meningkatkan cara belajar
yang efektif diperlukan strategi yang tepat agar pembelajaran dapat berjalan
dengan optimal dan seefektif mungkin. Dalam melaksanakan strategi tersebut,
diperlukan beberapa hal yaitu:
1. Prinsip-prinsip
belajar
Prinsip belajar merupakan cara untuk
mencapai pembelajaran yang efektif. Dengan adanya prinsip belajar ini, akan
terjadi sebuah perubahan bagi peserta didik yang signifikan diantaranya:
a. Perubahan yang disadari
b. Perubahan yang berkesinambungan
c. Perubahan fungsional
d. Perubahan bersifat positif aktif
e. Perubahan secara permanen
f. Perubuhan yang terarah
2. Esensi Belajar
a. Perubahan seluruh aspek pribadi
b. Proses yang disengaja dan
disadari
c. Terjadi karena ada
dorongan/kebutuhan yang ingin dicapai
d. Bentuk pengalaman yang
sistematis, dan terarah
3. Rangkaian
aktivitas belajar
a. Adanya kebutuhan dan tujuan :
merasakan adanya kekurangan
b. Kesiapan untuk memenuhi kebutuhan
c. Pemahaman situasi : melihat aspek
yang terkait dengan belajar
d. Menafsirkan situasi : hubungan
berbagai aspek
e. Respons : aktivitas belajar
4. Hasil
Pembelajaran
a. Informasi verbal
b. Kecakapan intelektual :
diskriminasi, konsep konkret, aturan
c. Strategi kognitif
d. Sikap
e. Kecakapan motorik
5. Kualitas
Belajar
a. Belajar untuk menjadi diri
sendiri
b. Belajar untuk belajar
c. Belajar untuk berbuat
d. Belajar untuk
hidup bersama secara damai
G. Manajemen
Pengajaran Efektif
Pengelolaan atau manajemen adalah
kemampuan dan keterampilan untuk melakukan suatu kegiatan, baik bersama orang
lain atau melalui orang lain dalam mencapai tujuan organisasi. Hersey dan
Blanchard memberi arti pengelolaan sebagai[34] berikut : Management as working
with and trough individuals and groups to accomplish organizatinal goals
(pengelolaan merupakan kegiatan yang dilakukan bersama dan melalui seseorang
serta kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi). Stoner
mengemukakan bahwa : ”Management is the proses of planing, organizing, leading
and controling the efforts of organizing members and of using all other
organizational resources to achieve stated organizational goals. manajemen
pengajaran efektif merupakan serangkaian kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan dan mengembangkan segala upaya
dalam proses menolong murid mencapai pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan
pemahaman terhadap dunia di sekitarnya secara efisien dan efektif untuk
mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan mengembangkan
aktivitas pengajaran secara efektif sebagaimana dikemukakan diatas terdapat
pembaharuan atau perubahan secara inovatif.
Pertama, manajemen pembelajaran
adalah proses pendayagunaan seluruh komponen yang saling berinteraksi (sumber
daya pengajaran) untuk mencapai visi dan misi pengajaran, Kedua, manfaat
manajemen pengajaran adalah sebagai aktivitas profesional dalam menggunakan dan
memelihara kurikulum (satuan program pengajaran) yang dilaksanakan, Ketiga,
secara organisasional pembelajaran atau kegiatan aktivitas pengajaran guru
dituntut memiliki kesiapan mengajar dan murid disiapkan untuk belajar, Keempat,
dalam menjalankan fungsi manajemen pembelajaran guru harus memanfaatkan sumber
daya pengajaran (learning resources) yang ada di dalam kelas maupun di luar
kelas[35].
Berbagai sumber daya pengajaran yang
dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran antara lain : Pertama, kunjungan /
fiel trif yang memiliki kualifikasi pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada
pelajar. Kedua, peralatan pengajaran yang berkaitan dengan materi pelajaran.
Ketiga, buku-buku pelajaran. Keempat, berbagai tulisan/paper, diagram, outline
yang dapat melayani tujuan pengajaran selama proses aktivitas pengajaran. Kelima,
penggunaan gambar-gambar. Keenam, CD yang berisikan rekaman gambar dari film
dan dapat diakses dengan menggunakan komputer. Ketujuh, pengaturan ruang kelas
untuk melayani berbagai aktivitas pengajaran. Keenam, Film, Vidiotapes,dll.
Ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan berkaitan dengan manajemen dalam suatu model pembelajaran , yaitu
:
- Manajemen efektif adalah hasil dari sejumlah faktor, tidak ada cetak biru/pedoman yang sederhana bagi manajemen kelas yang efektif. Guru harus menentukan kebutuhan murid-murid dengan mengembangkan suatu sistem manajemen untuk keseharian kepada kebutuhan kepribadian anak yang diharapkan berinteraksi terhadap prestasi tertentu.
- Manajemen efektif mendorong keberhasilan murid. Fungsi manajemen yang baik adalah sebagai alat penghubung kekuatan yang dimiliki murid ke dalam suatu pengalaman pembelajaran produktif jika murid belajar secara efisien, maka guru akan lebih berusaha mencapai prestasi dalam pengelolaan kelas yang lemah.
- Keberhasilan meningkatkan penghargaan kepada murid jika murid-murid berprestasi, ada hasil perasaan puas, maka harga diri dan dorongan untuk berprestasi semakin tinggi.
- Manajemen efektif bebas dan tidak terbatas. Banyak guru mempercayai bahwa jika manajemen terlalu terstruktur, hal itu mengurangi kreativitas murid. Bagaimanapun manajemen efektif memberikan kepada murid dengan pedoman yang jelas dan bekerja. Keadaan ini menyebabkan pola kerja yang konsisten dan bebas dari kebingungan dan disiplin yang kurang terstruktur untuk menghasilkan penuh kreativitas mereka.
- Efektifitas manajemen bersifat konsisten. Para guru harus bekerja dalam cara yang sama untuk pengungkapan yang sama dari perilaku salah. Guru tidak seharusnya menghukum dengan marah atau putus asa. Tentu saja, guru pun seharusnya jangan takut untuk amarah sepanjang marah itu tidak mengurangi motivasi dan hukuman yang diberikan.
- Manajemen efektif melibatkan perhatian dan pengembangan inovasi. Hal itu seharusnya muncul untuk murid bahwa manajemen dilaksanakan oleh guru untuk memelihara pembelajaran murid dan mengembangkan inovasi aktivitas pengajaran.
- Problem manajemen mungkin saja tidak menghargai kualitas sistem pengajaran.
- Manajemen efektif mencakup pengaruh ulang terhadap perilaku diinginkan dan penguatan dari perilaku yang diinginkan.
- Guru-guru adalah model dari perilaku yang diterima. Pembelajaran yang terobsesi seharusnya dijadikan model oleh para guru.
- Manajemen efektif menuntut teamworks, kepala sekolah, guru-guru, orang tua, masyarakat, dan profesional pendidikan lainnya. Bekerja secara konsisten menuju tujuan yang sama.
Untuk keberhasilan guru dalam
melaksanakan pembelajaran, menurut Urlich dkk ada tiga perlakuan yang harus
dilakukan guru yaitu : Pertama, They are well organized in their planing,
Kedua, they communikate effectively with their students, and, Ketiga, they have
high expectations of their student.
H. Mengajar yang
efektif
Mengajar adalah membimbing siswa
agar mereka mengalami proses belajar. Dalam belajar para siswa menghendaki
hasil belajar yang efektif: Demi tuntutan tersebut guru harus membantu dengan
cara mengajar yang efektif pula. Mengajar efektif adalah mengajar yang dapat
membawa belajar yang efektif. Untuk dapat mengajar secara efektif guru harus
mampu menciptakan iklim belajar yang menunjang terciptanya kondisi yang optimal
bagi terjadinya proses belajar. Kondisi yang dimaksudkan hanya dapat tejadi
apabila guru mengajar menggunakan prinsip-prinsip mengajar.
Mursel dalam hal ini mengemukakan
enam prinsip mengajar, yang apabila ke-enam prinsip mengajar itu
digunakan/ditempatkan dengan sebaik-baiknya maka'-iklim belajar yang menunjang
terciptanya kondisi bagi terjadinya proses belajar akan dicapai[36]. Prinsip-prinsip
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Konteks
Belajar, sebagian besar tergantung
pada konteks be1ajar itu sendiri .. Situasi problematis yang mencakup tugas
untuk belajar hendaknya dinyatakan dalam kerangka konteks yang dianggap penting
dan memaksa bagi pelajar dan melibatkan siswa menjadi peserta yang aktif,
justru karena tujuan itu sendiri. Hendaknya tugas itu dinyatakan dalam kerangka
suatu konteks yang sifatnya konkret, dapat ditiru dan dapat dilaksanakan dengan
teratur. Selain itu, tugas tersebut harus dapat memberikan dorongan
seiuas-Iuasnya untuk bereksperimentasi, bereksplorasi, dan daya penentu. Tugas
tersebut dapat juga mengarah kepada penguasaan melalui pengertian dan pemahaman
serta yang memungkinkan transfer dari dan ke pihak lain. Ciri-ciri konteks yang
baik adalah:
- Dapat membuat pelajar menjadi lawan berinteraksi secara dinamis dan kuat
- Terdiri dari pengalaman yang aktual dan konkret pengalaman konkret yang dinamis merupakan alat untilk menyusun pengertian, bersifat sederhana dan pengalaman itu dapat ditiru untuk diulangi.
b. Fokus
Proses pembelajaran perlu
diorganisasikan dengan bahan be1ajar. Di samping itu pembelajaran yang penuh
makna dan dektit harus diorganisasikan di sekitar suatu fokus. Pengajaran akan
berhasil dengan menggunakan fokalisasi, sehingga mutu pembelajaran lebih
meningkat. Untuk mencapai pembelajaran yang efektif, harus dipilih fokus yang
memiliki ciri-ciri yang baik, seperti uraian berikut ini.
1) Memobilisasi tujuan
Untuk mendapatkan hasil yang
optimal, pengajaran harus dapat membangkitkan keinginan untuk belajar. Konteks
bermaksud membangkitkan tujuan, sedangkan fokus merumuskan dan mengarahkan
tujuan. Jadi fokus belajar mengajar yang baik harus mampu memobilisasi
keinginan belajar. Memberi bentuk dan uniformitas pada belajar
2) Belajar yang efektif mempunyai
ciri antara lain uniformitas (keseragaman).
Keseragaman artinya terdapat
koordinasi intern dari relasi-relasi yang terdapat dalam unit pelajaran itu, at
au terdapat strukturalisasi sehingga dapat menirnbulkan fokus yang wajar.
3) Mengorganisasi belajar sebagai
suatu proses eksplorasi dan penemuan
Fokus yang baik harus rnenirnbulkan
suatu pertanyaan yang perlu dijawab,. suatu soal yang perlu dipecahkan, suatu
pengertian yang harus dipaharni dan digunakan. Dengan dernikian, akan tirnbul
organisasi belajar yang tepat, yang rnernungkinkan terjadi proses penangkapan
pengertian, rnelihat eksplorasi dan penernuan. Seorang guru yang baik akan
selalu berusaha rnengajak siswa belajar rnelalui penernuan dan pernecahan soal
atau masalah.
c. Sosialisasi
Dalam proses belajar siswa melatih
bekerja sarna dalarn kerja kelornpok, diskusi dan sebagainya. Mereka
bertanggung jawab bersama dalam proses pepemecahan masalah. Timbulnya
pertanyaan, saran, dan komentar mendorong siswa untuk berpikir lebih lanjut dan
berusaha memperbaiki kekurangannya. Mutu makna dan efektivitas belajar sebagian
besar tergantung pada kerangka sosial tempat belajar itu sangatlah berlaku. Di
sini berlaku prinsip pengajaran sosialisasi. Kondisi sosial pada suatu kelas
banyak sekali pengaruhnya terhadap proses belajar yang sedang berlangsung di
kelas itu.
e. lndividualisasi
Dalam mengorganisasi belajar
mengajar guru memperhatikan taraf kesanggupan siswa dan merangsangnya untuk
menentukan bagi dirinya sendiri apa yang dapat dilakukan sebaik-baiknya.
BeIajar dengan penuh makna harus dilaksanakan sesuai dengan bakat dan kesanggupan
serta dengan tujuan siswa sendiri, dan dengan prosedur eksperimental yang
berlaku. lndividu yang satu bebeda dengan individu yang lain. Belajar memang
harus merupakan persoalan individual, tetapi sejauh mana percobaan cara belajar
itu dari yang dilakukan oleh individu lain, hal ini perlu dikctahui.
f. Urutan
Belajar sebagai gejala tersendiri
dan pada mengorganisasikannya dengan tetap berdasarkan prinsip konteks,
fokalisasi, sosialisasi, dan individualisasi. Namun demikian, guru juga harus
mempertimbangkan efektivitas dari serangkaian pelajaran yang disusun secara
tepat menurut waktu atau urutannya. Untuk mencari garis yang memisahkan belajar
yang tersendiri dari rangkaian proses belajar adalah merupakan suatu abstraksi.
Tidak mungkin unit pelajaran yang satu tepisah dengan unit-unit lain. Atau
beberapa unit terpisah dari keseluruhan pelajaran itu. Bila hendak mencapai
belajar yang otentik, organisasi rangkaian atau urutan dari belajar dengan
penuh makna harus dengan sendirinya bermakna pula.
g. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan untuk meneliti
hasil dan proses belajar siswa, untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang
melekat pada proses belajar itu. Evaluasi tidak mungkin dipisahkan dari belajar
maka evaluasi harus diberikan secara wajar agar tidak merugikan. Usaha belajar
yang efektif dan suses ditambah oleh evaluasi yang bermutu dan diskriminatif
akan mengenai pada semua aspek belajar. Evaluasi merupakan bagian mutlak dari
pengajaran sebagai unsur intergral di dalam organisasi belajar yang wajar.
III. KESIMPULAN
Proses pembelajaran merupakan suatu
proses yang mengandung serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar
hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini
merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran.
Pada hakikatnya pembelajaran yang
efektif merupakan proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil
yang dicapai peserta didik, namun bagaimana proses pembelajaran yang efektif
mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan
mutu serta dapat memberikan perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan mereka.
Untuk mewujudkan pembelajaran yang
efektif ditinjau dari kondisi dan suasana serta upaya pemeliharaannya, maka
guru selaku pembimbing harus mampu melaksanakan proses pembelajaran tersebut
secara maksimal. Selain itu untuk menciptakan suasana dan kondisi yang efektif
dalam pembelajaran harus adanya factor factor pendukung tertentu seperti
lingkungan belajar, keahlian guru dalam mengajar, fasilitas dan sarana yang
memadai serta kerjasama yang baik antara guru dan peserta didik.
Upaya-upaya yang tersebut merupakan
usaha dalam menciptakan sekaligus memelihara kondisi dan suasana belajar yang
kondusif, optimal dan menyenangkan agar proses pembelajaran dapat berjalan
secara efektif sehingga tujuan pembelajaran prestasi dapat dicapai dengan
maksimal.
Posting Komentar